Pada masa Skotlandia masih menjadi
negara feodal dengan pola pemerintahan yang korup, gereja dijadikan alat oleh
penguasa untuk menyelewengkan kebenaran dan menancapkan kekuasaannya.
Orang-orang yang terpanggil untuk menegakkan kebenaran yang bersumber pada
Alkitab berusaha dengan tekad dan semangat pantang menyerah untuk melawan dengan
taruhan nyawa. John Knox lahir di tengah kondisi seperti ini di Haddinton,
dekat Edinburg pada tahun 1513. Ketertarikan Knox pada protestanisme dimulai
saat usia 13 tahun karena kekagumannya pada khotbah-khotbah John Wishart yang
dihukum bakar pada tahun 1546.
George Muller dilahirkan di Kroppensstedt, Jerman pada
tanggal 27 September 1895. Ia tumbuh menjadi seorang anak yang sangat nakal dan
selalu membangkang terhadap orang tuanya. Pada waktu George berumur 10 tahun ia
sudah berani mencuri uang yang disimpan ayahnya yang bekerja sebagai bendahara
di sebuah kantor pemerintah. Dengan bertambahnya usia George, tingkah lakunya
semakin tidak terkendali; ia terlibat dalam berbagai macam tindakan asusila dan
juga mabuk-mabukan. Pada suatu ketika ia ditantang teman-temannya untuk meminum
5 quarts bir, dan George Muller membuktikan bahwa ia memang sanggup melakukan
hal itu dengan baik.
Salah satu kesukaan yang sering dilakukannya menginap di
hotel-hotel yang mahal selama beberapa hari, lalu kabur tanpa membayar sewa
hotelnya. Apabila demikian, ayahnya terpaksa datang untuk melunasi rekening
hotel tersebut. Karena tingkah lakunya yang demikian, George pernah mendekam di
penjara selama satu bulan dan kembali sang ayah yang baik hati datang untuk
menebus anak kesayangannya itu.
Pada suatu malam ibu George sakit keras, dan ia dipanggil
untuk datang ke rumah sakit. Tetapi, ia menolak sebab ia sedang asyik bermain
kartu dengan teman-temannya hingga pukul dua dinihari. Keesokkan harinya ia
tetap juga tidak membesuk ibunya, sebab hari itu dihabiskannya dengan
bermabuk-mabukan dengan teman-temannya. Ia tidak menyesal ketika ibunya
meninggal dunia dan ia tidak dapat melihat ibunya untuk terakhir kalinya.
Pada waktu George memasuki usia 20 tahun, ia melanjutkan
studinya di universitas Halle yang pada waktu itu mempunyai 1200 mahasiswa.
Diantara sekian banyaknya mahasiswa, hanya ada delapan orang Kristen yang
sungguh-sungguh mempratekkan iman mereka. Dengan segera George menjadi pemimpin
yang disukai teman-temannya sesama mahasiswa yang juga suka berfoya-foya dan
mabuk-mabukkan. Delapan mahasiswa Kristen yang ada di kampus Halle itu selalu
menjadi bahan ejekan dan olokan dari George dan teman-temannya.
Menjelang akhir tahun pelajaran pertama di Halle, George
merasa ada sesuatu yang tidak beres dalam dirinya. Secara fisik ia sehat-sehat
saja, tetapi entah mengapa ia merasa sangat tidak bahagia dan batinnya
tertekan. Ia pikir karena terlalu banyak kesibukan, maka ia pergi berlibur ke
Swiss dengan harapan beban yang ada di dalam batinnya akan hilang dengan
sendirinya. Tetapi ternyata liburan di Swiss tidak bisa menghilangkan rasa
tertekan di dalam batinnya. Ia segera kembali ke Halle dan kuliah lagi seperti biasanya,
namun beban batin itu ternyata semakin besar dan berat menekan hatinya sehingga
ia menjadi sangat gelisah tidak menentu.
Dalam keadaaan seperti ini, ia teringat kepada delapan
mahasiswa Kristen yang sering diolok-oloknya. Mereka mengadakan persekutuan
doa, dan tanpa diundang ia mengikuti persekutuan tersebut. Mereka semua
menyambut George dengan sukacita dan menceritakan tentang Kristus kepadanya.
Mereka terus mendoakan George, demikian juga George berdoa buat dirinya
sendiri, sampai pada akhirnya melihat Yesus sebagai juruselamat dirinya secara
pribadi. Dan secara tiba-tiba beban berat yang menindih hatinya sekian lama itu
terlepas dengan sendirinya, dan sebagai gantinya ada perasaan kasih terhadap
Kristus yang sangat besar mengalir di dalam hatinya. Pada hari itu, bertobatlah
George Muller!
Pertobatannya itu mengubah seluruh kehidupannya secara luar
biasa. Sejak hari pertobatannya sampai saat ia dipanggil pulang ke surga pada
usia 92 tahun, George Muller mendedikasikan seluruh hidupnya kepada Kristus
secara luar biasa. Ketika ia berumur 25 tahun, ia menikah dengan Mary Groves
dan pindah dari Jerman ke Inggris untuk menggembalakan sebuah jemaat kecil yang
beranggotakan 18 jiwa. Berkat yang ia terima dari penghasilannya pada waktu itu
hanya 55 poundsterling. Uang itu ternyata diperoleh dari hasil meminjamkan
kursi-kursi gereja kepada orang-orang yang membutuhkannya.
Ketika ia mengetahui hal ini, ia menolak untuk menerima uang
tersebut, dan sebagai gantinya ia menaruh sebuah kotak di gereja dengan imbauan
siapa yang digerakkan Tuhan untuk membantu pelayanannya, boleh memasukkan uang
ke dalam kotak itu. Sejak saat itu ia berketetapan untuk tidak bersandar kepada
manusia dalam kebutuhan finansialnya. Ia hanya mau bersandar kepada Tuhan saja
dalam segala sesuatu yang dibutuhkannya, dan prinsip ini dengan konsekuen
dijalankannya sampai akhir hidupnya.
George Muller kemudian sangat terbeban untuk mendirikan panti
asuhan bagi anak-anak terlantar di Inggris yang pada saat itu jumlahnya ribuan
orang. Banyak di antara mereka harus masuk ke dalam penjara sebab tidak ada
orang yang mau memberikan perhatian kepada mereka. Namun, untuk kebutuhan yang
pertama ia membutuhkan uang 1000 poundsterling, dan ia berdoa untuk hal ini.
Ada yang memberikan 10 shillings, dan ini tentu terlampau sedikit dibandingkan
kebutuhan yang ada, namun ia mengucap syukur dan menaruh uang tersebut sebagai
benih imannya. Kemudian orang lain datang memberikan sebuah lemari besar, 3
baskom air, sebuah wadah air minum, 28 piring makan, 4 pisau, 5 garpu, 3 tempat
garam dan 4 cangkir. Kita dapat memberikan catatan yang rinci seperti itu,
karena setiap uang dan benda yang diterimanya, semuanya dicatat dengan baik di
dalam buku catatannya. George mempunyai kebiasaan seperti itu, sehingga setiap
permohonan doa yang dinaikkan dan dikabulkan Tuhan, pasti ia catat dengan baik.
Sepanjang hidupnya lebih dari 25.000 permohonan doa yang dikabulkan oleh Tuhan,
baik permohonan yang kecil seperti pena, sabun, dan lain sebagainya sampai
kepada hal-hal yang besar seperti dana untuk membangun panti asuhan.
George Muller dipakai Tuhan secara luar biasa untuk
mendirikan panti asuhan Kristen. Pada tahun 1845 ia sudah mempunyai 130 anak
asuh dengan menyewa empat gedung. Kemudian ia berketetapan untuk mempunyai
gedung sendiri yang bisa menampung 300 anak, padahal uang kasnya hanya 5
poundsterling. George mulai membawa semuanya ini kepada Tuhan dalam doa, dan
pada tanggal 14 Januari 1846, sebulan setelah ia berdoa, datanglah sebuah
sumbangan sejumlah 1000 poundsterling. Ia mempunyai prinsip tidak mau berhutang
pada siapapun, dan ia hanya mau mulai bergerak maju apabila dananya sudah
cukup. Maka ia mulai membangun pada 5 Juli 1847, ketika semua dana yang
diperlukan sudah terkumpul. Pembangunan berjalan dua tahun lamanya dan ketika
bangunan itu sudah selesai, ternyata di kas masih tersisa uang 776
poundsterling.
Selama hidupnya, George Muller membangun empat gedung panti
asuhan lagi dengan cara yang sama, dan jumlah uang yang dipakainya untuk lima
bangunan itu adalah 575.000 poundsterling. Nama George Muller dikenang
sepanjang masa sebagai bukti betapa besar kuasa anugerah Tuhan yang telah
mengubah seorang pemuda yang semula hidup bergelimang di dalam dosa, menjadi
seorang pahlawan doa yang dipakai Tuhan secara luar biasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar